Bincang Bersama Martin Runi, Komponis Asal Flores
Oleh Paskalis X. Hurint (Dosen STPM Santa Ursula, Ende)
KETIKA melihat kehadiran bapak Martin Runi di rumah bapak Blasius Fonge di Ende pada tahun 2021, saya merasa begitu terdorong untuk berbincang dengan beliau. Pasalnya seorang komponis adalah juga seniman yang selalu membingkai kebeningan bathinnya. Dari dalam relung bathin yang bening itu, seorang komponis dapat menangkap realitas sosial dan spiritual, yang kemudian diguratkannya melalui bidikan notasi, dinamika dan syair lagu. Maka dari itu, berbincang dengan seorang komponis terkait lagu-lagu gubahannya, kita dapat menangkap makna yang ditautkannya di dalam agu goresannya. Olahan relung bathin yang mendalam itu menjadikan lagu-lagu liturgi karya Martin rasanya meriah dan megah, jika dilantunkan secara benar seturut birama, modulasi dan dinamika sesuai petunjuk lagu.
Dorongan untuk berbincang dengan bapa Martin, baru dapat terpenuhi pada tanggal 02 Mei 2022, setelah sehari sebelumnya saya melakukan “loby” melalui saudarinya, ibu Paulina Pede yang bersuamikan bapak Blasius Fonge. Di teras rumah Bapak Blasius Fonge yang terletak di jalan Melati, lorong Gammas 01, saya berbincang- bincang dengan bapa Martin. Karena perbincangan kami yang pertama masih menyisahkan sesuatu yang belum lengkap, maka perbincangan itu dilanjutkan lagi pada
sore hari di tanggal 05 Juni 2022.