Karena itu, manusia berusaha mencari bentuk kompensasi yang kiranya lebih menguntungkan dengan satu harapan bahwa aktivitas yang dilakukan harus bisa sampai pada tingkat menggembirakan hati dan akan menjamin untuk mencapai kepuasan batin. Manusia berusaha sungguh supaya lebih leluasa berjalan-jalan pada waktu senggang atau pada hari libur dengan maksud mengurangi kejenuhan kalau bukan menghilangkan kelelahan karena setiap aktivtas traveling pun menyisahkan kelelahan baru pula. Manusia berwisata untuk menikmati keindahan alam. Harapannya, agar manusia mendapatkan semangat baru sehingga tampak lebih fresh dalam berpikir dan berpenampilan di tempat kerja dengan tampilan wajah lebih memesona dan semangat kerja yang membara dan lebih teratur. Penampilan akan terlihat lebih ”keren”, kata orang muda yang sangat menyukai dunia wisata.
Karena itu, objek wisata seringkali menjadi incaran utama wisatawan untuk bisa melepaskan lelah. Tentu saja objek yang menawarkan keindahan pemandangan (view) yang menjadi pilihan utama dengan kriteria tertentu yang menjadi tuntutan keinginan wisatawan. Pemandangan (view) alam yang asli lagi asri dan yang lebih natural justru itu dipandang lebih memuaskan mata – hati. Terlihat jelas bahwa tuntutan kebutuhan manusia tidak lagi hanya berfokus pada urusan perut sebagai yang paling pertama dan utama. Urutan kebutuhan sudah bisa mulai bergeser dari tuntutan perut kepada kebutuhan akan keindahan (mata).