Bermodalkan Kepercayaan, Penjual Tenunan Jalanan Asal Kenda Kabupaten Manggarai Perkokoh Ekonomi  dan Pendidikan Keluarga

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Senior dan Penulis Buku)

Vinsen membawa barang jualannya di atas sepeda motor yang dibelinya dari recehan tabungan jualannya bertahun-tahun. (Foto: Walburgus Abulat)

 

Vinsen dalam menekuni profesi menjual kain tenunan memiliki beberapa kiat usaha di antaranya ia memusatkan jualannya di semua hotel yang berada di Kota Ruteng di antaranya Hotel Ranaka, Hotel Sinda, Hotel Dahlia, Hotel Rima, Hotel Fransiskus, dan beberapa hotel lainnya.

Vinsen mengaku pilihan lokasi jualan di hotel-hotel memiliki beberapa pertimbangan di antaranya kebanyakan yang menghuni hotel adalah tamu-tamu yang berasal dari luar Manggarai, dan tentu bila mereka hendak pulang ke kampung ada keinginan untuk membawa kado atau ole-ole berupa hasil tenunan khas Manggarai.

“Pertimbangan lainnya karena mereka yang menginap di hotel memiliki cukup dana  sehingga bisa mengalokasikannya untuk membeli sesuatu khusus tenunan khas Manggarai,” kata Vinsen.

Alasan Vinsen hampir terbukti benar karena sepanjang kariernya menjalani profesi ini, barang dagangannya hampir setiap hari laku dijual. “Saya menjual lipa Todo dengan harga Rp400.000 per lembar, dan Lipa Cibal dengan harga minimal,” kata Vinsen seraya memperlihatkan beberapa lembar tenunan songket dari Daerah Cibal.

BACA JUGA:
Indonesia Berhasil Mendorong Perbaikan Metode Kerja Komite Sanksi DK PBB
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More