Berita Soal HGU Nangahale Tidak Lengkap, Tidak Proporsional, dan Biased

Oleh P. Dr. Alexander Jabadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero.

Nah hal-hal detail sehubungan dengan perkembangan terakhir di lapangan, saya tidak terlalu tahu banyak.

Tapi dari P Marsel Vande, yang bekerja full time di JPIC SVD Ende, saya diberitahu bahwa:

1. Sudah ada dialog dari hati ke hati dengan semua pihak sejak lama bahkan sudah sejak 10 tahun yang lalu.
2. Tahun lalu sudah ada kesepakatan dengan dimediasi pemerintah negara bahwa tanah bekas rampokan Belanda ini dibagi dua: Satu bagian A (sekitar 500 hektar) untuk warga masyarakat dan Satu bagian B (sekitar 200 hektar) uutuk Gereja (sebagai pewaris tanah ini yang telah dibelinya dengan mata uang Gulden dari perampok Belanda).
3. Tahun lalu sudah diminta supya warga masyarakat yang ada rumah di tanah bagian B dengan sukarela keluar dan bongkar sendiri rumah-rumah mereka. Sebagian besar warga sudah lakukan itu dengan bebas dan suka rela. Tapi satu dua warga yang ulur-ulur waktu yang belum mau membongkar sendiri rumahnya hingga Januari 2025. Kelompok ini yang jadi masalah.

Ini info yang saya dapat dari konfrater yang kerja full time di JPIC SVD. Kalau informasi dia tidak benar, maka saya juga ikut tidak benar.

BACA JUGA:
Menara Memoria di Nian Sikka
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More