Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar (Suatu Refleksi)

Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, Biarawan

Sebab, dalam merdeka belajar, pembelajaran berpusat pada peserta didik, dan guru hanyalah fasilitator, mediator dan katalisator.

Dan agar bisa seperti itu, maka seorang guru harus terlebih dahulu juga memiliki passion untuk belajar dan mengajar, sebagai bekal untuk memperoleh pengetahuan, dan keterampilan (kreatif dan inovatif), sehingga bisa ditransformasikan pada diri peserta didik.

Maka, dalam arti ini guru dan peserta didik, belajar bersama sama dan bersama sama belajar, dan saat itulah guru mengajar. Dengan demikian, benarlah istilah kegiatan belajar mengajar (KBM).

Ada ungkapan latin: “Nemo dat quod non habet”, yang artinya: tak seorangpun mampu memberikan  hal yang tak dia miliki. Itu artinya seorang guru tidak boleh memberi dari kekurangannya, baik dalam pengetahuan maupun keterampilanya.

Dan dari hasil ujicoba kurikulum merdeka dengan jargon merdeka belajar, selama 3 tahun  sejak 2021, dan setelah dievaluasi, maka pada bulan maret 2024 kurikulum merdeka ditetapkan sebagai kurikulum nasional, walau masih menuai banyak pro dan kontra, mengenai perlu atau tidaknya, pergantian kurikulum nasional dari K-13 ke kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional sekarang.

BACA JUGA:
Kasih Tanpa Batas, Etika Bisnis Menurut Ajaran Sosial Gereja
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More