
Bendungan Napun Gete, Bagaimana Riwayatmu?
Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil, Warga RT/RW: 018/005, Kelurahan Wuring, Alok Barat, Sikka NTT
Dengan demikian riwayat tentang bendungan-bendungan maha karya terutama Bendungan Napun Gete selalu ada sejak dulu, sekarang dan seterusnya sehingga menjadi pembeda (perubahan) yang terus terjadi di kemudian hari. Riwayat perubahan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat seperti yang diharapkan dan diyakini oleh Presiden Jokowi saat peresmian dapat dan terus dialami masyarakat dari periode ke periode.
“Saya meyakini, Insya Allah dengan gubernur dan wakil gubernur yang baik, dengan bupati-wakil bupati yang baik memimpin rakyatnya, saya yakin tidak lama lagi NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang kategorinya kalau di negara kita masih pada kondisi yang kurang,” kata Jokowi. “Kita lihat nanti kalau bendungannya sudah selesai,” tuturnya (https://nasional.kompas.com/read/2021/02/23).

Keyakinan Presiden Jokowi di atas tidak akan sia-sia jika pemerintah propinsi dan kabupaten memiliki nyali “gete” / besar, melakukan berbagai terobosan bagi kepentingan masyarakat dalam memanfaatkan bendungan-bendungan yang dibangun itu. Keyakinan Presiden itu didasarkan atas kesadarannya bahwa Gubernur, Wakil Gubernur, para Bupati dan wakil-wakilnya di NTT adalah orang-orang yang tidak hanya cerdas, tangkas dan tanggap tapi juga baik. “….dengan gubernur dan wakil gubernur yang baik, dengan bupati-wakil bupati yang baik memimpin rakyatnya…”.
Memiliki Gubernur dan Bupati serta wakil-wakilnya yang baik, itu yang ditegaskan Presiden Jokowi. Pernyataan Presiden di atas tidak sekedar diucapkan ke ruang publik. Jokowi tahu bahwa seorang pemimpin tidak hanya memiliki kapabilitas intelektual (cerdas) tapi juga berintegritas (bermoral). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki perasaan malu jika tidak baik memimpin rakyatnya dan bertanggungjawab atas perbuatan atau kesalahan yang melawan norma dan hukum.