Belajar Literasi Sepanjang Hayat

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Dengan suatu harapan, kalau semakin banyak membaca berarti semakin terbuka  cakrawala jendela dunia berpikir dan bertindak. Lebih kritis, krearif untuk memecahkan masalah dalam kehidupan ini. Sangat hati-hati dan teliti secara jernih untuk menerima dan mengelola informasi yang berseliweran dan berselancar di dunia maya maupun  dunia nyata. Tidak mudah terprovokasi oleh  pikiran sesat;  diserap secara baik, untuk  berpikir kolaboratif, dan cendrung bijaksana dalam mengambil keputusan tentang suatu masalah dalam hidup. Secara biologis saraf-saraf dendron yang melingkari otak kita akan semakin awet muda. Secara psikologis ada jaminan kesehatan pusat susunan saraf di otak manusia akan terus teransang untuk menjauhi dari penyakit tua otak, yaitu pikun dan demensia. Menurut penelitian para ahli saraf, bahwa daya ingat setiap manusia berbeda beda satu sama lainnya. Namun, ketika umur biologis kita pandai merawut sel  otak berarti mampu untuk mempertahankan jumlah dan kualitas  sel saraf secara  normal pada manusia sekitar 100 juta lebih. Ingatan semakin kuat. Apabila, jumlah sel saraf diantara 90-99 juta maka daya ingat semakin menurun sejalan dengan umur, di atas 60 tahun sampai 70 tahun. Apabila manusia berumur 71-80 tahun, maka kemungkinan jumlah sel saraf semakin menurun berarti mengalami  pikun berat , jumlah sel saraf antara 80-89 juta. Ngompol di tempat tidur tidak sadar berarti pikun tingkat tinggi berarti jumlah sel saraf  kurang dari 80 juta.

BACA JUGA:
Kami Menuntut Negara Menjalankan Kewajibannya (Apresiasi Ke-4 untuk Wue Marianus Gaharpung)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More