Belajar Literasi Sepanjang Hayat

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Senada juga dengan pernyataan dan program UNESCO, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang membidangi masalah pendidikan telah menyusun life long learning( belajar sepanjang hayat). Pembelajaran sepanjang hayat atau belajar seumur hidup sudah dimulai sejak manusia dilahirkan sampai akhir hayat. Pendidikan seumur hidup artinya proses belajar yang bersifat holistik yaitu belajar semua hal yang bertujuan untuk penyempurnaan hidup ini.

Menurut Susilo (2005: 243), dunia ini adalah buku yang paling besar dan paling lengkap yang tidak akan bisa dikaji untuk dipahami dan diambil manfaat sepanjang hayat. Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa hidup ini sebenarnya sebuah pelajaran interaksi manusia dengan sesama dan dengan alam sekitarnya, yang  merupakan bahan ajar  dan/atau laboratorium hidup yang paling berkesan dan berarti. Oleh karena itu, belajar sudah dimulai sejak dari keluarga, yang berlangsung proses interaksi sosial dengan mengambil porsi pendidikan yang paling besar (secara informal meeting). Selain itu, belajar secara formal yang berlangsung di sekolah (secara formal meeting). Dimulai dari TK, SD sederajat, SMP/Mts dan sederajat, SMA/ SMK dan sederajat dan pendidikan tinggi, dengan ketersediaan waktu yang sangat terbatas sekali, dan dilanjutkan di keluarga dan masyarakat dengan porsi waktu yang paling banyak.

BACA JUGA:
Status Justice collaborator Eliezer tidak dianggap?
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More