Belajar Literasi Sepanjang Hayat

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Fransiskus Ndejeng
Penulis adalah seorang praktisi pendidikan, pengamat sosial dan pendidikan. Tinggal di Labuan Bajo. Jl. Bandara RT/RW: 001/001, Kelurahan Waekelambu.

Konsep proses pendidikan identik dengan proses belajar kapan saja dan dimana saja seumur hidup manusia  tanpa mengenal usia atau batasan usia. Pandangan ini sejalan dan seirama dengan pandangan ahli pendidikan yang mendunia awal abad moderen ini, yaitu Albert H. Yee dan Yoseph Y.S. Ceng, mengupas tentang fenomena belajar sepanjang hayat yang terjadi di Amerika dan Hongkong. Ditekankan pada dua faktor yang dijadikan sebagai pijakan analisisnya, yaitu aspek psikologis dan aspek budaya. Keduanya dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar sepanjang hayat. Dalam pertumbuhan dan pengasuhannya yang berkaitan dengan perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya. Demikian juga, pengaruh pertumbuhan dan pengasuhan dalam proses pembelajaran dan atau pendidikan literasi dipengaruhi oleh kebudayaan dan faktor psikologis pembelajar itu sendiri. Baik faktor dari dalam berupa kemauan yang kuat dan faktor lingkungan sosial budaya itu sendiri.

BACA JUGA:
Putuskan Rantai Sandwich Generation, Danamon Gelar Talk Show
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More