Belajar dari Pilkada Malaka (Refleksi Setahun Pemilihan Serentak Tahun 2020)

Oleh: Yoseph Ruang (Anggota KPU Kabupaten Malaka)

KPU Malaka akhirnya mendapat hibah dari Pemda Malaka sebesar Rp.14.700.000.000 (Empat Belas Milliard Tujuh Ratus Juta Rupiah). Pada tanggal 1 Juni 2020, Pemda Malaka menghibahkan lagi Rp.500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah) sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Jadi, total anggaran hibah yang diperoleh KPU Malaka adalah sebesar Rp.15.200.000.000 (Lima Belas Milliard Dua Ratus Ribu Rupiah). Dibandingkan dengan delapan kabupaten lain yang menggelar hajatan yang sama, anggaran Pilkada Malaka tahun 2020 adalah hibah terkecil dari delapan kabupaten lain di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Prinsip yang dipegang KPU adalah semua tahapan bisa terfasilitasi secara maksimal walaupun dengan anggaran yang paling minimal. Prinsip ini menjadi spirit KPU dalam menyuskseskan Pilkada Malaka Tahun 2020 walaupun dengan minimnya hibah dari Pemda Malaka.

Pilkada dengan Dinamika Kampanye yang Kompleks

Pilkada Malaka Tahun 2020 mempertemukan dua paket petarung tangguh, yakni paket SBS-WT (Stefanus Bria Seran-Wendelinus Taolin) sebagai petahana versus Paket SNKT (Simon Nahak-Louise Lucky Taolin) sebagai penantang yang adalah pendatang baru. Sejak awal pelaksanaan tahapan Pemilihan, masyarakat Malaka terbelah menjadi dua kubu: Kubu SBS-WT vs Kubu SNKT. Kondisi ini semakin kontras ketika tahapan pemilihan memasuki masa kampanye. Di masa kampanye, masing-masing pendukung menahbiskan dirinya sebagai pendukung garis keras kedua pasangan calon hingga menimbulkan keterpecahan secara sosial budaya di masyarakat.

BACA JUGA:
Disiplin Protokol Kesehatan Menurun, Kasus Covid-19 Naik Tajam
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More