
Berbeda Keterangan Kades Nggalak dan Warga Tureng Soal Pembangunan Jalan Raya ke Tengku Siwa
Usulan dari Masyarakat Tureng Diaspora
Mayoritas masyarakat Tureng diaspora bersuara bulat bahwa akses jalan ke air terjun Tengku Siwa dimulai dari Kantor Desa yaitu di perbatasan Tureng dan Sambor. Alasannya selain lebih singkat dan murah pembiayaannya juga secara ekonomi dan pariwisata kelak menguntungkan kedua kampung . Jalur ini juga khusus untuk pengendara mobil karena jalannya rata dan kurang menantang untuk yang punya jiwa traveling.
“Kalau menurut saya pembangunan jalan itu baiknya di perbatasan Tureng dan Sambor, karena Tingku Siwa itu berada di antara dua kampung itu, dan hemat saya memang harus dua akses masuk tingku Siwa yaitu dari Tureng dan juga dari Sambor, karena ke depan Tingku Siwa merupakan aset yang menguntungkan dari segi ekonomi atau bisnis,” usul Hendrikus Wandak, putra Tureng yang kini berdomisili di Denpasar, Bali melalui Grup WhatsAPP Tureng (Rewah), Sabtu, (21/8).
“Menurut saya, pertama: apa alasan pembangunan jalan itu diakses dari Hombel (tempat sawah orang Sambor_Red). Kepala Desa harus mengetahui hal itu, apa latar-belakangnya. Kedua, pembagunan akses jalan menuju Tengku Siwa harus memiliki dampak ekonomi untuk masyarakat sekitar, terutama kedua kampung ini yaitu Sambor dan Tureng. Ketiga, pembiayaan akses jalan ini ditanggung oleh siapa, pemerintah desa harus menjelaskan ini kepada masyrakat, apakah dari Dana Desa, apakah dari Dinas Pariwisata, atau dari APBD Daerah. Keempat, Kepala Desa harus buat pertemuan antara masyarakat Tureng dan Sambor agar mencapai kesepakatan soal harus ambil dari jalur mana untuk buka akses jalan ke sana, mengingat tad harus sama-sama memiliki dampak ekonomi yang positif bagi kedua belah pihak,” usul Bonifasius Syukur, putra Tureng yang kini merantau di Bali.