CATATAN awal. Tulisan ini sesungguhnya merupakan ” produk ” refleksi atas fenomena Politik menjelang Pemilu. Fenomena itu saya cermati, refleksikan lalu mendapat perspektif baru di dalam tulisan ini, semacam sharing pemikiran ke hadapan pembaca. Kiranya tulisan ini sekurang – kurangnya menjadi energi yang memantik daya refleksi dan daya nalar pembaca untuk memberi arti yang paling substansial terhadap fenomena jelang pemilu.
Hampir selalu pasti, di setiap penyelenggaraan Pemilu lima tahunan, fenomena pemandangan Baliho selalu kita temukan di setiap titik tempat pemancangan. Tampilannya pun beragam , baik itu foto Politisi, lambang Partai, pun tagline yang memberi daya kepada masyarakat pemilih untuk ” jatuh cinta “. Layaknya seperti televisi, radio, media sosial, Baliho menjadi salah satu media sosialisasi para Politisi. Dia menjadi ” ruang ” yang tampan bagi para Politisi untuk memberikan energi kepada dan serentak menarik energi dari masyarakat pemilih, setidaknya untuk mengenal para figur dan Partai Politik yang ” berkompetisi ” dalam Pemilu.