Di atas semuanya itu, bahasa memegang peranan penting bahwa bahasa memiliki wewenang dan kuasa dalam menata informasi dan manusia boleh mengekspresikan diri dan menyalurkan ide kepada dunia publik secara baik dan benar. Bahasa dengan ragam budaya literal (tulisan) akan menuntut pula kebenaran, kesopanan, dan etika sesuai masyarakat yang berbudaya. Penyebar dan penyalur informasi pun akan tunduk dan taat kepada bahasa sesuai aturan kebahasaan yang berlaku baku: baik dan benar. Pemirsa dan pembaca di media sosial akan selalu menuntut pula keteraturan dalam berbahasa demi mendapatkan informasi jitu dan terpercaya serta menyenangkan. Keteraturannya pun menjadi tuntutan bahasa agar berita dan informasi dapat tersampaikan dan dimengerti kebenarannya. Maka, bahasa memiliki tuntutannya yang bila tidak ditaati akan menimbulkan kekacauan informasi dan kebenarannya dapat disangsikan.
Marilah kita tengok dunia kita. Marilah kita telusuri zaman kita. Kita sedang berada di era teknologi informasi dengan media informasi sosial yang demikian canggih. Kemajuan teknologi telah memudahkan hadirnya informasi dan pengetahuan lewat media sosial. Inilah dunia informasi. Berita berseliweran. Informasi bertaburan. Media sosial menjadi sarana bagi manusia mengakses informasi. Hamburan informasi menjadi semakin tak terbendungkan. Teknologi informasi sungguh dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Konsumsi berita dan informasi serta hiburan terkesan menggebu-gebu. Konsumen memburu berita dan informasi untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan karena tidak mau ketinggalan dan selalu memanjakan diri dengan hiburan. Dunia secara global tak mau ketinggalan informasi entahkah informasi yang menarik, menghibur, atau yang sederhana sekali pun. Haus akan berita dan informasi terbaru serta yang menghibur terus diburu pemirsa dan pembaca berita.