SATU pepatah Latin mengatakan: verba valent scripta manent. Arti-nya, ucapan itu akan segera hilang dan musnah, sedangkan tulisan itu akan abadi dan dikenang. Justru pepatah ini dipopulerkan dalam dunia kebahasaan dengan tanpa harus memandang rendah budaya oral (ucapan, lisan), dan atau tanpa harus menganggap budaya literal (tulisan) lebih tinggi. Pepatah Latin di atas masih tetap eksis untuk terus mengingatkan manusia zaman ini yang sungguh tergiur mendapatkan informasi dan berita di media sosial. Bahwa manusia akan tetap dungu dan buta terhadap siapa itu Plato, Aristoteles, Galileo Galilei, Goris Keraf, HB Yassin, Ir. Soekarno, dan yang disebut hukum Newton, dan rumus Pitagoras jika tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan atau sebuah karangan. Filsuf-filsuf besar lainnya dengan pemikirannya yang sungguh brilian tidak akan dianut dan dipelajari tanpa menjumpai dan membaca tulisan-tulisan atau karangan mereka. Filsuf-filsuf boleh dikenal dari tulisannya dan pemikiran mereka terus dipelajari dan menjadi dasar pemikiran manusia hingga era ini dalam berlogika. Budaya literal (tulisan) menjadi begitu penting dan abadi sepanjang zaman yang akhirnya menjadi sebuah barometer peradaban manusia.