AS Mendukung Protes di Beirut: Rakyat Libanon Sudah Terlalu Lama Menderita dan Berhak Mendapat Pemimpin Yang Mendengarkan Mereka

Pernyataan Dubes Amerika Serikat tersebut terjadi di tengah  protes yang disebut “Hari Penghakiman” oleh masyarakat, di mana seorang petugas polisi telah meninggal dunia dan 238 orang terluka akibat protes tersebut, untuk melawan korupsi dan kelalaian pemerintah.

Libanon mengalami krisis paling besar dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah krisis ekonomi dan politik yang sudah lama mereka rasakan, mereka mengalami juga krisis akibat pandemi virus corona. Berdasarkan laporan terakhir, jumlah korban meninggal karena ledakan dahsyat di Beirut mencapai 158 orang dan korban luka-luka mencapai 6000 orang lebih. Sementara yang terkena virus corona hari Sabtu kemarin mencapai 272 kasus dengan 4 orang meninggal dunia, di mana total meninggal dunia karena Covid19 mencapai 74 orang. Bagi masyarakat Libanon, situasi krisis ini sebenarnya bisa diatasi kalau pemerintah tidak korup. 

Menghadapi situasi ini, Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab, meluncurkan proposal hari Sabtu kemarin untuk mengadakan pemilihan parlemen lebih awal di negara itu, dalam upaya untuk menahan gelombang protes.

BACA JUGA:
DSTF Penuhi Kebutuhan Haji Khusus dan Umrah bagi Umat Muslim
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More