“Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu. Pater Herri saudaraku dalam imamat__menjadi imam hendaknya meneladani Maria dalam segala hal atau Bahasa sederhananya menjadi Imam yang Marianis.Jadilah Imam Ekaristis, Imam Alkitabiah, dan imam yang Marianis,” pinta Pater Yanto.
Pater Yanto menggarisbawahi bahwa menjadi imam pada dasarnya mengikuti Yesus, bukan mengikuti Maria, dan sangat baik bila itu ada dalam keteladanan Maria yang percaya penuh pada kehendak dan rencana Allah, walau kadang terasa sulit bahkan terlalu sakit untuk dijalani.
“Gereja memberi banyak gelar untuk Maria. Maria Ratu para Imam,Maria Penolong Abadi, Maria Ratu Para Malaikat, namun jangan lupa ada satu gelar Bunda Maria yaitu Maria Bunda Berduka cita/Mater Dolorosa.Ini
artinya Bunda Maria tidak hanya menikmati betapa indahnya menjadi Ibu Tuhan, tetapi ia juga menjalani saat-saat penuh duka, saat penuh air mata. Bahkan saat paling menyakitkan ketika harus menyaksikan
kematian putranya di atas Salib dan setelah itu memangku jenazah puteranya,” kata Formatot Biara Karmel Maumere ini.