Antara Inkarnasi dan Reinkarnasi

Oleh: "Sang Penutur", Alvares Keupung*

Maka, kita yang mengalami peristiwa kelahiran Tuhan dalam sukacita Natal ( konteks iman ), kita menjadi manusia baru di dalam Tuhan. Keberdosaan kita dipulihkan melalui “kelahiran” secara baru di dalam Tuhan. Mengalami “kelahiran” secara baru di dalam Tuhan mengindikasikan bahwa memang sesungguhnya melalui kelahiran Putra – Nya adalah mau mengangkat manusia dari kekelaman kemanusiaannya karena keberdosaannya kepada kekudusan keilahian – Nya karena cinta – Nya. Itulah inkarnasi : Allah menjadi manusia.

Dengan demikian, peristiwa Natal serentak merupakan peristiwa ilahi sekaligus peristiwa manusiawi dalam iman. Kristus berinkarnasi melalui peristiwa kelahiran – Nya ( Allah menjadi manusia ), Kristus yang sama pula mengubah kemanusiaan manusia melalui cara hidup yang baru ( bereinkarnasi : “kelahiran yang baru” ) dalam seluruh aspek hidupnya. Tentu, harapannya adalah : manusia mesti mengubah cara hidupnya untuk tujuan yang mulia : keselamatan.

Hakekat cinta Tuhan adalah keselamatan. Dan hanya kepada manusialah Tuhan menempatkan keselamatan. Keselamatan yang dialami manusia selalu bersumber dari Tuhan. Oleh karenanya, Tuhan menyatakannya melalui INKARNASI ( Allah menjadi manusia ). Itu berarti, mesti juga ada respon yang positif dari manusia yang digerakkan oleh daya ilahi untuk mengubah cara hidup yang baru : REINKARNASI. Dengan itu, Natal kita menjadi sangat bernilai : yang ilahi ( INKARNASI ) memurnikan yang manusiawi (REINKARNASI).***

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More