Pada akhirnya umat Kristiani kembali merayakan Pesta Natal, pesta kelahiran Sang Juruselamat manusia, yaitu : Yesus Kristus. Peristiwa Natal yang menjadi tanda momentum inkarnasi : Allah menjadi manusia, Allah yang ilahi menjadi Allah yang insani, Allah yang akbar menjadi Allah yang akrab, Allah yang solider.
Mengacu pada keyakinan di atas, maka esensi dari kelahiran Yesus Kristus bukan menjadi peristiwa eksklusif orang Kristen, tetapi kelahiran Yesus Kristus menjadi tanda kegembiraan seluruh umat manusia, karena kelahiran Yesus Kristus membawa serta misi keselamatan bagi seluruh umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus menjadi bukti cinta yang besar dari Tuhan yang dijanjikan – Nya bagi umat manusia.
Oleh karena kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, peristiwa kelahiran Yesus Kristus sesungguh – sungguhnya mengubah yang disharmoni menjadi harmoni. Keterlepasan manusia dari hubungan yang disharmoni dengan yang Ilahi melalui misi keselamatan, mengubah manusia lama dalam kebaruan sebagai anak – anak Allah. Dan memang mesti diyakini, bahwa momentum inkarnatif dalam peristiwa Natal, bukan sekedar sebagai sebuah peristiwa memoratif artifisial, tetapi sebagai sebuah peristiwa spiritual imanensi. Artinya, Natal bukanlah momentum repetitif ( pengulangan ) seremonial, melainkan peristiwa iman yang disyukuri, karena sebuah kelahiran “Anak Manusia” dengan segala daya keIlahian – Nya yang membaharui, yang menyelamatkan.