Sehingga sekolah tidak hanya berpatokan pada ruangan 3×4 cm dengan satu pintu dan semua hal-hal baru di dalamnya yang berpatokan pada kurikulum yang mengikat, melainkan juga tentang hal-hal kecil yang tidak ada dalam kurikulum namun ada kaitanya dengan pendidikan yang diterima dengan tetap mempertahankan keseimbangan alam dan budaya mereka.
Ke depan keterbatasan dalam dunia pendidikan ini bisa didobrak dan terus didorong dengan pemberian pelatihan bagi para pendidik dan membuka ruang bagi pendidikan alternatif yang sejalan dalam mengaitkan isu lingkungan dalam setiap pembelajaran yang ada selain memperhatikan mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri.
Sehingga kaum generasi penerus bangsa bisa lebih kritis dan dapat bertanggungjawab atas apa yang diperbuat dan menjadi agent of change dalam lingkungannya, memahami bahwa alam dan bumi tempat ia berada adalah satu-satunya ibu dan rumah bagi manusia. Bumi kita cuman satu mari kita jaga dengan baik dengan apa yang kita dapatkan melalui pendidikan sebagai senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia (Nelson Mandela).(*)