Aliansi Wartawan Sikka, Akademisi, Praktisi Hukum, dan Mahasiswa Dukung Frans Seda Jadi Pahlawan Nasional

Frans Seda juga memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan dengan beberapa momen penting di antaranya turut dalam penancapan Bendera Merah Putih di Gedung Yogyakarta tanggal 18 Agustus 1945, turut dalam aksi ambil alih perusahaan-perusahaan dari tangan Jepang, ikut dalam aksi pengambilan berkas interniran Belanda di Yogyakarta ke Jakarta, menjadi anggota laskar Kebaktian Rakyat Sulawesi di Front Kerawang atau Bekasi, ikut mendirikan dan menjadi anggota gerakan rakyat Sunda Kecil (GRISK), anggota Batalyon Praja atau Laskar Rakyat GRISK (pangkat letnan dua) bergabung dengan TNI Masyarakat; dan pada tahun 1962, Frans Seda menjadi perantara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda dalam masalah Irian Barat.

Frans Seda juga selama masa hidupnya dikenal menjadi pemikir dan arsitek pembangunan ekonomi nasional dengan beberapa karyanya di antaranya Operasi Penyelamatan Ekonomi Negara dengan mengganyang “Hyperinflation” dan kebijakan stabilitas dan rehabilitasi ekonomi sebagai landasan untuk pelaksanaan pembangunan, berhasil mengembalikan kepercayaan luar negeri pada RI antara lain dengan menjadi anggota Bank Dunia/IMF dan ADB serta menyelesaikan utang-utang dan membuka pintu investasi asing dan domestik, meletakkan dasar-dasar dan kebijakan anggaran berimbang dan Undang-Undang APBN, menyelesaikan UU penanaman modal dalam negeri, dan UU perbankan, serta merombak etatisme dalam ekonomi dengan mengadakan deregulasi, debirokratisasi, dekonsentrasi, dan desentralisasi. Almarhum juga berjasah di bidang usaha, pendidikan dan pembinaan, dan beberapa bidang usaha lainnya.