“Air Mata Buaya”; Berjagalah terhadap Tangisan Manipulatif  (Bag. II)

Oleh Fardinandus Erikson ( Peminat Karya Pendidikan)

Immanuel Kant menekankan kejujuran dalam teori deontologi, menyatakan bahwa ketidaktulusan adalah pelanggaran terhadap kewajiban moral untuk menghormati martabat orang lain. Thomas Hobbes, dalam teori kontrak sosial, mengamati bahwa manusia cenderung menggunakan kepura-puraan untuk mempertahankan kepentingan pribadi dalam masyarakat yang penuh persaingan, meskipun ia percaya bahwa kontrak sosial diperlukan untuk menciptakan ketertiban dan menghindari konflik.

“Air mata buaya” seringkali merupakan tangisan yang muncul lebih karena manipulasi atau kebutuhan pribadi, bukan dari perasaan tulus atau penyesalan yang mendalam. “Falsus in uno, falsus in omnibus.” Artinya, “Jika seseorang berdusta dalam satu hal, maka dia bisa berdusta dalam segala hal.” Pribahasa ini menyatakan bahwa seseorang yang sudah terbukti berbohong atau tidak jujur dalam satu hal, cenderung akan dianggap tidak dapat dipercaya dalam hal lainnya, menggambarkan pentingnya integritas dan kejujuran.***

BACA JUGA:
Menerima Kekalahan secara Bermartabat (Memaknai Fatalitas Uria)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More