“Air Mata Buaya”; Berjagalah terhadap Tangisan Manipulatif (Bag. II)
Oleh Fardinandus Erikson ( Peminat Karya Pendidikan)
Dalam kerangka ini, manipulasi dapat dipahami sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan dari hubungan sosial tanpa memberikan imbalan yang setara. Dalam tindakan manipulatif, seseorang mungkin menggunakan teknik-teknik untuk membuat orang lain merasa bahwa mereka akan memperoleh sesuatu yang lebih baik (seperti penghargaan atau perhatian), meskipun pada kenyataannya, individu tersebut mungkin tidak berniat untuk memenuhi janji atau memberikan imbalan yang setimpal. Teori Konflik (Karl Marx) Teori konflik melihat ketegangan antara kelompok-kelompok sosial yang memiliki kepentingan berbeda, terutama dalam hal distribusi kekuasaan dan sumber daya.
Dalam konteks ini, tindakan manipulatif dapat digunakan oleh kelompok yang memiliki lebih banyak kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengeksploitasi kelompok yang lebih lemah. Manipulasi sering kali digunakan oleh pihak yang dominan untuk mempertahankan status quo dan menghindari perubahan yang dapat merugikan mereka. Dalam masyarakat kapitalis, misalnya, manipulasi informasi atau kontrol atas media massa bisa digunakan untuk mempertahankan kepentingan ekonomi dan politik dari kelompok elit. Teori Konstruksi Sosial (Peter Berger dan Thomas Luckmann) Teori ini menyatakan bahwa realitas sosial dibangun melalui interaksi dan konsensus antarindividu dalam masyarakat. Manipulasi dapat terjadi ketika kelompok atau individu menciptakan atau mengubah narasi sosial untuk mempengaruhi persepsi orang lain tentang apa yang dianggap benar atau sah. Dalam konteks ini, manipulasi bisa dilihat sebagai upaya untuk membentuk atau mengontrol persepsi publik melalui media, politik, atau ideologi untuk mencapai tujuan tertentu.