“Air Mata Buaya”; Berjagalah terhadap Tangisan Manipulatif  (Bag. I)

Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)

Misalnya: Lady Macbeth dalam Macbeth karya William Shakespeare, meskipun tidak menangis secara eksplisit, memanipulasi orang lain dan membujuk suaminya untuk melakukan kejahatan. Jika dia menangis, itu lebih sebagai strategi manipulatif. Katrina Van Tassel dalam cerita The Legend of Sleepy Hollow (meskipun lebih dalam konteks “air mata buaya” yang lebih ringan), sering kali digambarkan menarik perhatian untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Tokoh dalam politik atau dunia publik;  Dalam beberapa kasus, tokoh-tokoh politik atau publik yang menangis di depan kamera untuk mendapatkan simpati publik atau untuk melindungi reputasi mereka bisa dianggap menangis dengan makna “air mata buaya”. Mereka mungkin menangis sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah besar atau untuk menutupi kesalahan mereka. Stereotip dalam cerita-cerita romantis; Dalam beberapa cerita romantis atau komedi, tokoh yang berpura-pura menyesal atas suatu hubungan atau keadaan bisa menangis dengan tujuan untuk menarik perhatian pasangan mereka atau orang lain, meskipun dalam kenyataannya mereka tidak benar-benar menyesal. Ini sering kali digunakan untuk memanipulasi perasaan orang lain.

BACA JUGA:
Dunia Sepak Bola Berkabung, Pele Sang Legenda Tiada
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More