
AHY-Moeldoko Jabat Tangan di Istana, Lebih Negarawan Kalau Minta Maaf ke Demokrat
Menurut Benny, Kepala KSP itu harus meminta maaf secara terbuka kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan AHY.
Permintaan maaf itu penting karena Moeldoko pernah berupaya merebut Partai Demokrat.
Permintaan maaf itu penting demi kebersamaan di Kabinet Indonesia Maju setelah AHY menjabat sebagai menteri ATR/BPN.
“Agar kebersamaan itu indah, ya kan, kebersamaan itu indah di kabinet, sebaiknya Moeldoko menyampaikan permintaan maaf secara terbuka,” kata Benny diberitakan Kompas,com.
Meminta maaf secara terbuka, ujarnya, juga akan menunjukkan sikap negarawan Moeldoko karena perbuatannya salah secara politik maupun hukum.
Jadi, jabat tangan antara Moeldoko dan AHY sebelum sidang kabinet paripurna belum cukup untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
“(Itu) salaman formalitas, salaman tanpa makna, tidak meaningful. Kalau mau negarawan ya (minta maaf), kalau mau negarawan, kalau enggak ya sudah enggak usah,” ujarnya.
Sekedar informasi, hubungan antara Moeldoko dan Demokrat sempat rusak karena mantan Panglima TNI itu ingin mengambil kepemimpinan partai dari AHY pada 2021.