
Advokat Jangan Jadi Hama dalam Dunia Penegakan Hukum
(Tanggapan Terhadap Opini Dominikus Darus)
Kedua, rekan Dominikus Darus mempersoalkan Forum Advokat Manggarai Raya (Famara) bertindak sebagai kuasa hukum Saverius Jena untuk memproses hukum Wakil Ketua DPRD Matim, Bernadus Nuel (BN) yang mengaku mantan preman dan sering membunuh orang di Jakarta itu, ke Mabes Polri. “…Famara seharusnya membela masyarakat kecil yang teraniaya, yang tidak punya akses untuk keadilan,” kata Dominikus dalam tulisannya.
Tanggapan
Dominikus mengeritik mahasiswa karena merusak pagar kantor pemerintah di mana para mahasiswa berunjukrasa. Hal seperti ini tidak benar dan tidak baik menurut Dominikus Darus. Sebagian kata-kata Dominikus dalam tulisannya berbunyi, ”…Bisa jadi, publik terperangah karena kontradiksi dalam perilaku mahasiswa. Banyangkan saja, bagaimana bisa mahasiswa merusak dan merobohkan fasilitas publik seperti pagar instansi pemerintah ?”. Masyarakat yang mana? Dominikus memainkan subyektivitasnya.
Selanjutnya Dominikus Darus mempersoalkan mahasiswa menyebut nama belakang Bupati Manggarai Timur (Matim), Andreas Agas dengan panggilan atau sebutan, Agas. Terus Gubernur NTT, Victor Laiskodat dengan sebutan “kepala botak”.
Saya sebagai bagia dari masyarakat manggarai raya ikut miris. Ketika mendengar kebiasaan orang manggarai memaki-maki orang tua yg sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dalam sebuah masalah.
Saya hanya berharap masalah yg terjadi segera selesai. Kalau memang ada yg harus bertanggung jawab secara hukum, semoga kita semua dapat mengambil himah dari peristiwa ini, agar ke depan kita berpikir 1000 kali untuk bersikap kasar dan mengeluarkan kata kotor terhadap sesama.