Jiwa yang menyenangkan Allah selalu disalib dengan aneka penderitaan dan inilah cara Allah memperlakukan orang-orang yang sangat dikasihi-Nya (BH. No. 1253). Lagipula Yesus sendiri mengatakan kepada Faustina, penderitaan akan menjadi sumber kesucian. Sebab itulah jalan paling pendek dan paling pasti menuju surga (BH. No. 1487).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan, kesenangan duniawi tidak dapat diperdamaikan dengan kesenangan surgawi. Kesenangan duniawi berpusat pada diri sendiri, kehendak sendiri. Fondasi kenikmatan duniawi adalah keinginan diri sendiri yang berujung pada kesengsaraan bahkan kematian. Dalam bahasa yang ekstrim, keinginan diri sendiri membawa kematian, kebinasaan. Sebab di dalamnya tidak ada pengharapan.
Sedangkan kesenangan surgawi mengutamakan kehendak Allah. Kehendak Allah menyata dalam upaya menyelamatkan umat manusia. Perihal mementingkan diri tidak mendapat tempat dalam kehendak Allah. Dengan kata lain, kesenangan surgawi meletakkan kehendak Allah sebagai yang utama dan pertama. Sebab di dalam kehendak Allah terdapat pengharapan.