Adventus: Momentum Membaharui Harapan

Oleh: Arnoldus Nggorong

Sebaliknya kesenangan surgawi, justru, terletak dalam penderitaan, kesengsaraan, yang menyata dalam penghinaan, cemoohan, segala perbuatan baik dicurigai bahkan tidak dihargai, dicampakkan. Penderitaan dalam bahasa teologi disebut salib. Yesus sendiri mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib.” (Mat. 16:24)

Kata-kata ini diikuti dan dihayati secara radikal oleh para orang kudus. Bahkan mereka menyerahkan nyawanya hanya demi Yesus, Allah-manusia. Salah satu orang kudus yang amat terkenal di abad 20 adalah Santa Faustina, rasul Kerahiman Ilahi. Dalam buku hariannya Sta. Faustina menulis, salib adalah penderitaan, permusuhan, penghinaan, penghinaan, kegagalan, dan kecurigaan (BH. No. 57).

Faustina memandang penderitaan sebagai harta terbesar di bumi (BH no. 342). Penderitaan adalah lagu paling merdu di antara semua lagu (BH. No. 385). Lebih dari itu, segala penderitaan dan kesusahan hanya mau mengungkapkan kekudusan jiwa, demikian Faustina (BH. No. 573).

BACA JUGA:
Ketika Mahasiswa  STFK Ledalero Memberi Sentuhan “Filsafat” di Kawasan Hutan Bakau Peraih Kalpataru Nasional Baba Akong di Magepanda
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More