Menarik bahwa, Gereja Katolik secara kalenderium menempatkan masa Adven persis sebagai masa awal tahun liturgi dan persis pada musim semi yang ditandai dengan meranggasnya dedaunan pohon untuk memunculkan tunas – tunas yang lebih muda dan baru. ( dan tentu, bumi perlu waktu untuk ” beristirahat ” ( ” hening ” ) untuk proses revitalisasi ). Artinya apa ? Artinya, dalam dan melalui Adven, Gereja mau agar umat ( manusia ) hidup secara baru dan mengalami kebaruan dalam semangat inkarnasi. Tidak ada perubahan, kalau tanpa melalui kebaruan. Dan untuk itu, butuh waktu rohani ( hening, sunyi ), itulah makna Adven sesungguhnya .
Adven selalu merupakan jalan ” keheningan “, jalan ” kesunyian ” agar kita mampu masuk ke dalam diri kita untuk mengalami daya rohani : mengalami kebaruan, merevitalisasi kehidupan secara baru dalam semangat inkarnatif. Itu berarti, semangat Adven adalah semangat berpengharapan secara inkarnatif, dalamnya kita dibarui oleh janji dan pemenuhan keselamatan sambil berjalan bersama di dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan sebagai umat manusia, yang pada gilirannya bermuara pada kesadaran imanensi : Tuhan akan datang.