Inilah keasyikan sebuah perjalanan dari sepasang kakek-nenek yang sempat memberikan saya sebuah kenangan indah untuk terus diingat dan diceritakan. Sambil menunggu kedatangan dan keberangkatan KA, perjalanan ini pantas diabadikan. Usia kakek-nenek itu juga adalah usia menunggu keberangkatan abadi. Mereka mengajarkan: hidup ini harus diabadikan dengan banyak hal baik dan indah termasuk sebuah perjalanan seperti ini kalau bukan dengan sebuah Kodak di tangan. Tak ada orang yang rela melukiskan yang indah pada kehidupan kita, kecuali kita sendiri. Perlu keberanian untuk melakukan hal baik karena tidak semua orang menyukai yang baik dan yang benar-benar baik.
Si nenek menyimpan kembali Kodak itu dalam tasnya. Sesekali ia melihat jam pada arloji kecil di tangannya. Rupanya si nenek mengerti baik tulisan di tiketnya: jam tiba dan jam keberangkatan KA. Tak lama kemudian menyusul pengumuman KA yang akan ditumpanginya segera tiba di jalur 02 dan para penumpang disilakan menunggu di peron untuk jalur 02. Ketika pengumuman itu berlalu, sibuknya calon penumpang tak bisa dibayangkan. Calon penumpang tak mau ketinggalan KA. Calon penumpang, sepasang kakek-nenek terlihat santai sambil masih bercerita manis menuju KA yang hendak ditumpanginya. Saya masih terus memperhatikan keduanya memasuki gerbong paling terakhir dengan lebih leluasa. Dengan sangat sopan dan hormat si kakek dan nenek disilakan oleh petugas penjaga pintu bertampan cantik, di pintu gerbong 07.
Terimakasih banyak Pater,artikelnya sangatat menyenangkan.Saya pribadi seringkali mengalami hambatan ketika hendak berjalan-jalan,seperti salah satunya sudah pater jelaskan yaitu masakah biaya,sain itu saya orangnya terlalu ribet,kalau berpergian jauh pasti banyak sekali barang -barang yang ingin dibawa padahal sampai ditempat tujuan barang-barang itu tidak diperlukan.Tapi saya berharap dimasa tua nanti saya masih bisa berpergian seperti kakek dan nenek itu.
Saya menyukai bagian si kakek dan nenek yang ternyata tahu momen mana yang penting dan layak diabaikan