Kali ini, mata saya tak berkedip sedikit pun karena konsentrasi saya lebih tertuju kepada dua orang manusia yang sudah tua, jompo (kakek-nenek). Saya ingin tahu aktivitas apa dan seperti apa yang bisa mereka lakukan selama saya masih bisa mengamati mereka dan duduk bersama mereka. Saya pun memperhatikan dengan saksama. Loper koran mendekati mereka dan menawarkan korannya. Si nenek merogo dompetnya dan meraih uang Rp 5000 dua lembar untuk dua eksemplar, masing-masing satu. Keduanya asyik membaca koran dan sesekali berbincang-bincang ria. Penuh semangat. Tertawa kecil. Sesekali tersenyum, mungkin ada pemberitaan yang lucu. Tiba-tiba, tangan si nenek berusaha meraih tas yang terletak agak jauh dari jangkauan tangannya. Ia hendak mencari sesuatu dalam tasnya. Rupanya, ia mencari sesuatu dan lupa di mana disimpannya. Lama. Lalu, tangannya mendapatkan sebuah tustel/Kodak. Diatur-atur sebentar lalu mempersilakan si suami (kakek) berdiri. Penuh semangat muda ia bangun dari tempat duduknya. Celana diangkat karena agak longgar dan dirapikan lalu berdiri dengan latar belakang tembok krem. Lucu … Kakek ber-action dan si nenek mulai menghitung: 1, 2, 3, siipp …, tapi sayang. Seringkali batal dan harus diulang terus-menerus karena para calon penumpang lalu lalang. Setelah selesai, keduanya duduk kembali dan memperhatikan hasilnya. Senyum-senyum penuh ekspresif dan ketawa kecil-kecil. Saya sungguh menunggu giliran si nenek ber-action, dan si kakek akan bertindak sebagai fotografernya. Lantas, kukira saya diminta bantuan memotret keduanya kalau tidak bersama saya. Saya membayangkan bahwa akan lebih seru bila keduanya ber-action dan saya bertindak sebagai fotografernya. Akan tetapi, itu tidak terjadi. Kakek-nenek itu mengetahui baik moment mana yang penting dan layak diabadikan. Walaupun sudah termasuk tua-jompo, mereka cukup selektif.
Berita Terkait
2 Komen
Tinggalkan balasan
Batal MembalasThis site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Terimakasih banyak Pater,artikelnya sangatat menyenangkan.Saya pribadi seringkali mengalami hambatan ketika hendak berjalan-jalan,seperti salah satunya sudah pater jelaskan yaitu masakah biaya,sain itu saya orangnya terlalu ribet,kalau berpergian jauh pasti banyak sekali barang -barang yang ingin dibawa padahal sampai ditempat tujuan barang-barang itu tidak diperlukan.Tapi saya berharap dimasa tua nanti saya masih bisa berpergian seperti kakek dan nenek itu.
Saya menyukai bagian si kakek dan nenek yang ternyata tahu momen mana yang penting dan layak diabaikan