Saya pun pernah melakukan perjalanan dengan menggunakan fasilitas transportasi umum. Biasanya di tempat-tempat umum seperti di stasiun KA (Kereta Api), sebagaimana orang lain, saya pun selalu memperhatikan manusia-manusia yang datang dan yang pergi, keluar dari satu KA dan masuk lagi ke gerbong KA yang lain, dan yang akan berangkat sebagai penumpang yang masih harus menunggu jadwal KA berikut. Tanpa diperintah, mata saya selalu berusaha mencari dan tertuju kepada yang menarik, cantik, elok, rupawan, dan itu sungguh menyenangkan sambil mengamati hiruk-pikuk manusia penumpang di tempat umum seperti ini. Tak ada yang menghiraukan yang lain. Semua sibuk dengan urusannya. Bukan karena ada perasaan tidak suka dengan yang lain tetapi memang semua tidak saling mengenal. Dan untuk apa juga mengenal yang lain kalau tidak merasa membutuhkan dan dibutuhkan. Ada kesan tidak saling membutuhkan.
Saya pun duduk di ruang tunggu KA, stasiun Tugu, Yogyakarta, menunggu KA Sancaka ke Surabaya bersama banyak calon penumpang termasuk sepasang suami-istri yang sudah kakek dan nenek. Saya memperhatikan sungguh sepasang suami-istri yang sudah kakek-nenek (70-an) itu. Si kakek, jalannya agak miring dan sedikit bongkok karena dia berpostur tubuh tinggi. Tetapi terlihat lebih bergaya. Dari cara berpakaian seolah-olah orang muda: inside, kameja lengan panjang, rapi. Betul berpenampilan orang muda. Dari Style-nya tampak bersemangat muda. Saya tidak melihat orang lain yang bertugas mendampingi keduanya atau paling kurang menemani mereka dalam perjalanan. Saya bangga. Keduanya tak ditemani anak atau cucunya. Dalam hati saja saya bergumam bahwa begitu tega anak-anak dan cucu-cucunya membiarkan kakek dan neneknya berjalan sendirian tanpa ditemani sementara mereka harus menggunakan fasilitas transportasi umum untuk perjalanannya. Saya harus berpikir positif saja bahwa kakek-nenek itu tak mau merepotkan orang lain, rupanya. Anak dan cucunya sekali pun tak mau direpotkan. Mereka itu manusia mandiri. Mereka mandiri sampai pada saat menjelang berangkat ke dunia seberang. Tega, ya? Tidak juga.
Terimakasih banyak Pater,artikelnya sangatat menyenangkan.Saya pribadi seringkali mengalami hambatan ketika hendak berjalan-jalan,seperti salah satunya sudah pater jelaskan yaitu masakah biaya,sain itu saya orangnya terlalu ribet,kalau berpergian jauh pasti banyak sekali barang -barang yang ingin dibawa padahal sampai ditempat tujuan barang-barang itu tidak diperlukan.Tapi saya berharap dimasa tua nanti saya masih bisa berpergian seperti kakek dan nenek itu.
Saya menyukai bagian si kakek dan nenek yang ternyata tahu momen mana yang penting dan layak diabaikan