Cinta Yang Tuntas, Spirit Seorang Pemimpin

Oleh: Poya Hobamatan

Natal
Penulis | foto istimewa

Mencintai yang sejati adalah mencintai hingga terluka. Sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali; karena setiapkali cinta diberikan, adaonggokan hati ikut tergali dari sang pemberi cinta. Semakin mendalam cinta itu, bila onggokan hati yang tercurah itu menumbuhkan orang lain. Dan onggokan hati itu adalah helai-helai kasih yang siap tersobek, tercabik bahkan terluka begitu dlam, ketika diberikan.

Begitulah kedalaman makna cinta, yang dihayati Bunda Teresa dari Calcuta, yang dirangkum oleh Lucinda Vardey, dalam  bukunya A Simple Path-Jalan Sederhana Bunda Teresa.

Rasanya benar makna cinta sejati yang direfleksikan dan dihayati bunda kaum gelandangan itu, sehingga pada bukunya yang lain, ditulis oleh Becky Benenate,beliau berujar:” cinta yang hidup adalah cinta yang diberi walau diri berkorban.Cinta seperti itu bagaililin, yang semakin membakar diri, semakin bercahaya; semakin kehilangan diri, semakin berbinar.

BACA JUGA:
Fiat voluntas tua....Totus Tuus Maria, Renungan Minggu IV Adven
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More