Saat Hujan Memanggil dan Tradisi Bertanya

Oleh : Bernadinus Steni (Mahasiswa S-3, Jurusan Managemen Lingkungan IPB,  Penggiat Standar Berkelanjutan)

 NOVEMBER masuk musim hujan. Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang sudah mengumumkan awal musim hujan di NTT memang telah bergeser ke bulan Desember.

Dalam 30 tahun terakhir, pergeseran tersebut terus berlangsung. Puncak musim hujan yang awalnya Desember diperkirakan mundur ke Januari. Hari-hari ini, kapan datangnya peralihan musim memang sulit ditebak.

Apalagi dua puluh tahun belakangan ini, hujan tidak lagi seperti dulu. Hujan yang dulunya adalah “sahabat baik”, saat ini justru mewakili murka alam. Porsinya tidak terkendali.

Di sejumlah daerah, kehadiran hujan disambut cemas. Banjir dan longsor bikin mereka waspada sepanjang waktu. Sudah banyak korban yang mengutuk hujan, menganggap hujan pembawa sial yang merenggut harta bahkan nyawa saudara-saudara mereka.

Mungkin di daerah lain hujan masih ditunggu dengan harap, terutama di daerah kering. Di Flores, Sumba, dan daerah-daerah semi-arid, hujan itulah satu-satunya sumber air gratis di kala semua mata air dan sungai telah dikapling untuk komersialisasi.

BACA JUGA:
Kami Menuntut Negara Menjalankan Kewajibannya (Apresiasi Ke-4 untuk Wue Marianus Gaharpung)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More