
Paradoks: Merayakan Kemerdekaan Tapi Masih Dijajah Korupsi dan Kemiskinan
Oleh Rofin Nenggor, Mahasiswa Semester V STIPAS St. Sirilus Ruteng
TIDAK terasa tahun ini negara Indonesia kita tercinta akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan yang ke-80 tahun. Usia kemerdekaan yang sudah cukup tua untuk sebuah negara. Delapan Puluh (80) tahun sudah Indonesia merdeka dari genggaman dan bayang-bayang penjajah asing yang sekian tahun lamanya mengeksploitasi sumber daya alam Nusantara untuk kepentingan dan kemakmuran negeri mereka sendiri. Ratusan tahun lamanya rakyat Indonesia mengalami penderitaan, ketidakadilan, perbudakan dan lain sebagainya. Ratusan tahun pula rakyat Indonesia mendambakan kehidupan yang bebas, berkeadilan makmur dan “merdeka”.
Hingga pada akhirnya proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Moh. Hatta di Jln. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, tepatnya di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, telah memberikan harapan dan cita-cita bagi baru seluruh rakyat Indonesia untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Dan pada keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Sokarno dan Moh. Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama, dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Mereka berdua dipercayakan untuk memimpin (Presiden dan Wapres) Indonesia yang pertama untuk mewujudkan cita-cita dan harapan seluruh rakyat Indonesia saat itu.