Ketika STIPAS St. Sirilus Ruteng Jadi Kampus Literasi Menulis dan Konsisten Gemakan Suarakan Kenabian Melalui Media Massa Selaras Zaman
Oleh Walburgus Abulat, Jurnalis, Penulis Buku, dan Pernah Menjadi Fasilitator Kegiatan Bengkel Bahasa NTT Juni-Oktober 2017
Love at the first sight_Cinta pada pandangan pertama. Demikian adagium bermakna yang terpahat dalam hati saya ketika untuk pertama kali berkesempatan membagikan pengalaman menulis di hadapan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) St. Sirilus Ruteng yang terletak di Jalan Pelita Waepalo Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tengga Timur.
Tepat pukul 07.30, Sabtu 17 Mei 2025, saya menginjak kaki di Kampus yang saat ini dipimpin Ketua STIPAS Reverendus Dominus (RD) Dr. Rikardus Moses Jehaut, S.Fil, M.Th.
Saya bersama Wartawan Harian Kompas Dionisius R.T. Sallis Say menyambangi kampus ini dalam kapasitas sebagai narasumber kegiatan workshop jurnalistik dan tulis menulis yang diselenggarakan STIPAS St. Sirilus bekerja sama dengan PMKRI Cabang Ruteng.
Momen perjumpaan ini patut disyukuri, selain karena ingin membagi pengalaman menulis dan karya jurnalistik bersama para mahasiswa STIPAS dan aktivis PMKRI, juga karena pada kesempatan ini saya bersua muka dengan sejumlah dosen di lembaga pendidikan yang pernah menjadi warga binaan selama di Seminari Tingggi Interdiosean Santo Petrus Ritapiret, dan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero.