Bumi Bukan Milik Manusia, Manusialah Milik Bumi
Penulis Benediktus Kasman, Pegiat Sosial tinggal di Wairpelit, Maumere-Flores-NTT
PADA mulanya manusia telah menerima bumi ini. Segala sesuatu darinya dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sadar akan itu manusia menjaga kelestarian untuk keberlanjutan planet yang satu ini. Amat istimewa termin dalam linguis Latin memproklamasikan keterkaitan bumi dan manusia: Terra Nostra-bumi kita. Disini memuat pesan hukum keseimbangan bumi dan manusia, antara pelestarian bumi dan manfaat bagi manusia.
Untuk jangka waktu yang panjang cakrawala tentang bumi yang istimewa ini dipahami tak hanya ikut pemikiran garis lurus saja. Ada kelokan-kelokan pemahaman dari zaman lampau hingga dewasa ini.
Suatu ketika lahirlah saat kemenangan rasio dan itu dipandang berkat buat manusia untuk menguasai alam. Karena itulah manusia tiba-tiba meletakan alam sebagai sesuatu yang gelap, liar dan kacau. Maka terjadilah di pelbagai belahan dunia diadakan kerja-kerja mengeksploitasi bagian-bagian bumi. Pengeksploitasian itu terjadi tak hanya di tanah kelahiran ilmu moderen saja- pada awalnya dunia Barat. Tapi kemudian dengan pelan-pelan merambah ke hampir separuh dunia ini termasuk di tanah nusantara juga nusa bunga.