Setiap orangtua di rumah dan guru di sekolah, tidak gampang untuk mendisiplinkan anak, tidak semudah membalikkan tapak tangan untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. Masalah ketidakdisiplinan anak di rumah dan siswa di sekolah sepertinya terus berulang bagi setiap generasi, hanya berbeda jaman dan eranya. Era dan jaman jadul; siswa masih sangat patuh terhadap guru dan apalagi orangtua di rumah. Nah, berbeda dengan siswa jaman milenial ; siswa rata-rata tidak tahu sopan santun, bertata kramah, dan kadang menyebalkan guru di sekolah. Memberi tugas rumah tidak dikerjakan dan tidak dikumpulkan tepat waktu. Bahkan, hanya datang hadir di sekolah pada saat ulangan harian dan ujian semester, ini gejala yang terjadi pada masa pandemi virus Corona ini.
Kelihatannya, mereka lebih dekat dengan pengaruh teknologi informasi dan sosmed yang sedang berseliweran di dunia Maya. Mereka seolah sedang dan selalu berselancar di dunia Maya untuk mengakses semua informasi, baik positip maupun negatip. Tentu, akan berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap proses penegakan disiplin di rumah dan di sekolah. Membuat orang tua dan guru pusing kepalang bukan mainnya. Bak buah simalakama, mengambil sikap untuk mendisiplin anak dan siswa mati mama, dan tidak mengambil sikap untuk mendisiplinkannya, mati Bapa. Artinya kalau tidak mengatasi masalah anak dan siswa maka generasi akan hancur karena tidak disiplin dan mengambil sikap dan tindakan dianggap menghalangi perkembangan teknologi informasi di dunia Maya. Inilah bentuk tantangan menjadi orangtua dan guru di masa anak milenial ini. Tidak bisa menghindari diri untuk sekadar mencuci tangan dari tantangan jaman yang kian pesat saat ini. Mungkin banyak “bersabar” dan bertawakal dalam mengarungi lautan hidup yang terus menggelora dan kian pesat yang sedang berselancar di dunia Maya.