
๐๐๐ ๐ธ๐ฒ-๐ณ๐ณ, Bupati Hery: ๐ ๐ฎ๐ป๐ด๐ด๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ถ ๐ฆ๐ฎ๐๐, ๐ฆ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ป ๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐น๐ถ๐ป๐ฑ๐๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐ป๐ฎ๐ธ, ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ช๐ฎ๐๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐๐๐ฎ๐ฐ๐ฎ ๐ง๐ฎ๐ธ ๐ ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ป๐๐
Tahun ini Kabupaten Manggarai telah meluncurkan slogan “Manggarai Land of Harmony” yang baginya mengandung semangat keselarasan dan toleransi, antara golongan masyarakat, antar agama, dan antar manusia dengan alam. Dan semangat itu sepadan dengan semangat yang ingin dibangun Kanwil Kemenag wilayah Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Bahwa baginya, keselarasan di Manggarai bukan keselarasan yang sedang mencari bentuk, bukan keselarasan yang baru dimulai, tapi telah ada dalam denyut nadi dan darah orang Manggarai.
“Hari ini, generasi kita bertugas melanjutkan, menguatkan, dan pada beberapa titik -sekiranya ada yang terputus- merajut kembali. Kita berada dalam generasi penting untuk mempertahankan harmoni itu dan melanjutkan kepada generasi berikutnya,” tuturnya.
Dalam perayaan yang dilaksanakan di Pelataran Gereja Katedral Ruteng itu, Bupati Manggarai menceritakan kembali tentang salah satu uskup Manggarai yang berjasa dalam penetapan Bahasa Manggarai dalam perayaan Ekaristi yaitu Mgr. Wilhelmus van Bekkum. Dirinya menjelaskan bahwa Manggarai merupakan salah satu bahasa lokal pertama yang dipakai dalam tradisi gereja Katolik untuk perayaan misa, lagu-lagu, dan do’a-do’a. Karenanya, untuk menghormati sejarah dan tradisi itu, Manggarai mengusung Budaya dan Religi sebagai penggerak kepariwisataan.