Menjadi Dosen Abad 21 Di Era Revolusi Industri 4.0 (Refleksi Atas Pelatihan Pekerti Undana 2023)

Oleh Dr. Rofinus Neto Wuli, S.Fil., M.Si(Han), Dosen Tetap dan Kepala LPMAI STIPER Flores Bajawa

SAYA mengawali tulisan refleksi ini dengan mengenang pemikiran dua filosof Yunani Kuno terkenal Herakleitos (540-480 SM) dan Parminides (540-470 SM). Meskipun berasal dari waktu dan tempat yang sama, Herakleitos dan Parminides menghadirkan teori yang sangat bertolak belakang atau berlawanan. Menurut Herakleitos, panta rhei kai uden menei yang berarti, “semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap, kalaupun ada yang tetap maka yang tetap itu adalah perubahan itu sendiri”. Sebaliknya Parminides menolak dan berkata: “segala sesuatu tidak berubah, tetap, tidak berpindah, dan tidak tergantikan.”

Saya tidak berdiri pada salah satunya. Bagi saya, Herakleitos dan Parminides memiliki kebenaran masing-masing dalam merefleksikan pengalaman dan profesi saya sebagai Dosen. Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi era globalisasi, saya harus menempa diri saya untuk relevan, aktual, dan terlibat dalam perubahan-perubahan tersebut. Itulah prinsip Herakleitos. Namun, terus berubah mengikuti zaman tidak berarti saya harus tercerabut dari akar tradisi, kearifan lokal, dan religiusitas sebagai manusia. Itulah prinsip Parminides.

BACA JUGA:
Gejala Narsisme Religius Dalam Untaian Kata Doa Sang Pendoa
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More